-->

Monday, May 27, 2019

Bahaya Kurang Tidur Membahayakan Sirkulasi

Blogger Banyumas


Para ilmuwan sudah lama menyadari hubungan antara tidak cukup tidur dan kesehatan jantung yang buruk.


Persis bagaimana kurangnya istirahat yang mencukupi dapat merusak sirkulasi masih belum jelas.


Sebuah studi baru kini mengungkap sejumlah mekanisme potensial.


Memiliki istirahat malam yang nyenyak, yang berarti tidak cukup dari 7 jam istirahat atau lebih per malam, sangat urgen untuk mengawal kesehatan borongan yang baik.


Higiene istirahat yang buruk mengganggu kesehatan jangka pendek dan jangka panjang, menurut keterangan dari bukti dari sekian banyak  penelitian.


Salah satu aspek kesehatan yang dapat memprovokasi kualitas istirahat seseorang ialah kesehatan jantung.


Temuan riset dari mula tahun ini mengindikasikan bahwa tidur tidak cukup dari 6 jam per malam daripada 7-8 jam dapat menambah risiko seseorang terpapar aterosklerosis - suatu situasi di mana plak menumpuk di dalam arteri - sejumlah 27% . Studi beda dari tahun ini menyatakan bagaimana istirahat yang baik dapat menolong menjaga arteri tetap lentur, sehingga mengawal sirkulasi yang baik.


Sekarang, riset dari University of Colorado Boulder telah mengindikasikan mekanisme biologis potensial yang menyatakan kebalikan dari medali - bagaimana tidak cukup tidur memprovokasi sirkulasi dengan mempromosikan penumpukan timbunan lemak di arteri, yang dapat menambah risiko seseorang merasakan stroke atau serangan jantung.


Temuan itu, yang hadir dalam jurnal Experimental Physiology, mengaitkan susah tidur dengan evolusi kadar darah RNA mikro, molekul nonkode yang menolong mengatur ekspresi protein.


Studi ini menggagas mekanisme potensial baru di mana tidur memprovokasi kesehatan jantung dan fisiologi keseluruhan.


Dalam studi ketika ini, semua peneliti mengoleksi sampel darah dari 24 peserta sehat berusia 44-62 tahun, yang pun memberikan informasi tentang kelaziman tidur mereka.


Dari peserta, 12 mengadukan tidur 7-8,5 jam per malam, sedangkan 12 lainnya menuliskan bahwa mereka melulu tidur sekitar 5-6,8 jam per malam.


Tim tersebut mengejar bahwa semua peserta yang tidur tidak cukup dari 7 jam per malam mempunyai kadar darah dari tiga miRNA yang beredar - miR-125A, miR-126, dan miR-146a - yang 40-60% lebih rendah daripada rekan-rekan mereka yang tidur sekitar 7 atau 8 jam.


Ketiga miRNA ini, catat semua peneliti, mengurangi ekspresi protein proinflamasi.


Memiliki level rendah dari molekul-molekul ini bermasalah, karena, laksana yang Prof. DeSouza jelaskan, "[seperti] rem laksana sel, jadi andai mikroRNA berfungsi kurang, yang dapat dominan  besar pada kesehatan sel.                       

Blogger Banyumas
Disqus Codes
  • To write a bold letter please use or
  • To write a italic letter please use or
  • To write a underline letter please use
  • To write a strikethrought letter please use
  • To write HTML code, please use or
    or

    And use parse tool below to easy get the style.
Show Parser Box

strong em u strike
pre code pre code spoiler
embed

Berlangganan Artikel Gratis